Main Article Content

Merry Sunaryo Muslikha Nourma Rhomadhoni

Abstract

Pada Iklim kerja dengan suhu panas berawal dari timbulnya energi yang bersumber dari panas yang masuk ke lingkungan atau tempat kerja kemudian jadi tekanan yang panas, hal tersebut menjadi beban kerja tambahan untuk pekerja. Kondisi seperti itu memengaruhi kesehatan dan energi/ stamina pekerja jika dihubungkan dengan beban kerja berat yang dikerjakan. Kondisi Iklim kerja dengan suhu panas dapat memperberat kondisi kesehatan fisik dan mental pekerja. Dampak yang sering terjadi pada pekerja akibat iklim kerja panas yaitu dehidrasi dan keluhan kesehatan lain seperti heat rash. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan pengendalian iklim kerja dengan keluhan kesehatan pada pekerja, hasil tersebut nantinya akan dibandingkan dengan nilai ambang batas sehingga dapat dijadikan dasar dalam melakukan tindakan pengendalian dalam upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada industri. Pengukuran Iklim kerja yang dilakukan pada bagian kerja di indutri pembuatan lilin, diketahui memiliki hasil yaitu sebagian besar memiliki nilai ISBB > 30oC. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan beban kerja pada pekerja yaitu beban kerja dengan tingkatan sedang dengan waktu kerja 75% hingga 100% dengan 25% waktu beristirahat. Berdasarkan hasil rata-rata 10 titik dari ke dua bagian kerja di industri tersebut, sebagian besar nilai ISBB hasil pengukuran lebih besar dari nilai NAB yang telah ditetapkan, dengan nilai NAB 28oC. Pada keluhan kesehatan yang sering di rasakan oleh pekerja yaitu dehidrasi banyak dirasakan oleh pekerja karena pekerja yang jarang mencukupi asupan cairan atau air. Begitu pula pada keluhan heat rash, keluhan ini dirasakan para pekerja yang jarang menjaga hieginitas diri. Oleh sebab itu, perlunya pengendalian iklim kerja baik dalam lingkungannya maupun pekerjanya. Pengendalian tersebut seperti Training (pendidikan/latihan), Pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Sunaryo, M., & Rhomadhoni, M. N. . (2020). GAMBARAN DAN PENGENDALIAN IKLIM KERJA DAN KELUHAN KESEHATAN PADA PEKERJA. Medical Technology and Public Health Journal, 4(2), 171–180. https://doi.org/10.33086/mtphj.v4i2.1635
Section
Articles
Ceramic Industry, TLV, Work Climate

References

Dainur. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat “Materi-Materi Pokok”. Jakarta: Penerbit Widya Medika

Government of Alberta., 2011. Workplace Health and Safety. http://work.alberta.ca/documents/WHS-PUB-SH013.pdf diakses pada tanggal 08 April 2018

Hughes., P dan Ferret., E., 2009. Introduction to Health and Safety at Work. Elsevier, Slovenia

Kementrian Ketenagakerjaan. (2018). Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018. Retrieved from https://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/Permen_5_2018.pdf

Nur Aedi. (2010). Bahan Belajar Mandiri Metode Penelitian Pendidikan Pengolahan Dan Analisis Data Hasil Penelitian. Pengolahan Dan Analisis Data Hasil Penelitian, 1–30.

Puspita, AD. 2015. Iklim Kerja dan Beban Kerja Terhadap Tingkat Dehidrasi Pekerja Shift Pagi bagian Injection Moulding 1 PT.X.

Ridley, J., 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : Erlangga

Soeripto, M. 2008. Higiene Industri. Jakarta: Balai FK Universitas Indonesia.

Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta : Sagung Seto

Suma’mur. (2014). Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES) (2nd ed.). Jakarta: CVSagung Seto

Tarwaka. 2009. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta : Harapan Press

Reason. 2007. Managing The Risk of Organizational Accidents. Ashgade: Publishing Ltd. Aldershot Hants.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 15 PER/MEN/VIII/2008

Trikasjono, Toto dkk. (2015). Petunjuk Praktikum K3. Yogyakarta: STTN-Batam

Most read articles by the same author(s)