##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

I'syatul Luthfi Raisa Zuhra Salsabila Awaluddin Safri Nurjannah Moh. Isbat Alfan Ghoffari

Abstract

Hamka and Quraish Shihab have a different understanding of the interpretation of QS. al-Maidah [51]. Hamka interprets this verse as an absolute prohibition of making non-Muslims as leaders. While Quraish Shihab interprets this verse not as an absolute prohibition, so that Quraish Shihab argues may make non-Muslims as leaders with certain conditions. This article will analyze the factors causing the differences in their interpretations with Gadamer's hermeneutic approach. Gadamer's hermeneutics is chosen because for Gadamer the result of understanding or interpretation is strongly influenced by the author's pre-understanding and context. In analyzing an interpretation, Gadamer considers four things, namely Consciousness Influenced by History, Pre-understanding, Hermeneutic Circle and assimilation and Application. After analyzing the interpretations of Hamka and Quraish Shihab using Gadamer's Hermeneutics theory, it can be concluded that the differences in their interpretations are influenced by the context of their lives and different educational backgrounds. Hamka lived when political relations in Indonesia between Muslims and non-Muslims were tense. Meanwhile, Quraish Shihab lived when politics in Indonesia was no longer heated and the lives of Muslims and non-Muslims in Indonesia were harmonious. Analysis of interpretation by considering the author's horizon encourages the creation of objectivity in assessing a work of interpretation.


Hamka dan Quraish Shihab memiliki pemahaman yang berbeda mengenai penafsiran QS. al-Maidah [51]. Hamka menafsirkan ayat ini sebagai larangan mutlak menjadikan non-Muslim sebagai pemimpin. Sedangkan Quraish Shihab menafsirkan ayat ini bukan sebagai larangan mutlak, sehingga Quraish Shihab berpendapat boleh menjadikan non-Muslim sebagai pemimpin dengan syarat tertentu. Artikel ini akan menganalisis faktor-faktor penyebab perbedaan penafsiran mereka dengan pendekatan hermeneutika Gadamer. Hermeneutika Gadamer dipilih karena bagi Gadamer hasil pemahaman atau  interpretasi sangat di pengaruhi oleh pra-pemahaman dan konteks pengarang. Dalam menganalisis sebuah interpretasi, Gadamer mempetimbangkan empat hal, yaitu Consciousness Influenced by History, Pre-understanding, Hermeneutic Circle and assimilation and Application. Setelah menganalisis penafsiran Hamka dan Quraish Shihab menggunakan teori Hermeneutika Gadamer dapati disimpulkan bahwa perbedaan penafsiran mereka dipengaruhi oleh  konteks kehidupn dan backroug pendidikan yang berbeda. Hamka hidup saat hubungan politik di Indonesia antar Muslim dan non-Muslim tengah tegang. Sedangkan Quraish Shihab hidup di saat politik di Indonesia tidak lagi memanas dan kehidupan muslin dan non-muslim di Indonesia sudah harmonis. Analisis penafsiran dengan mempertimbangkan horizon pengarang mendorong terciptanya objektif dalam menilai sebuah karya tafsir.

Downloads

Download data is not yet available.

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

How to Cite
Luthfi, I., Raisa Zuhra Salsabila Awaluddin, Safri Nurjannah, & Moh. Isbat Alfan Ghoffari. (2022). Comparative Study of Hamka and Quraish Shihab’s Interpretation: Application of Gadamer’s Hermeneutics in Qs. Al-Maidah [5]: 51. Journal of Islamic Civilization, 4(2), 176–185. https://doi.org/10.33086/jic.v4i2.3584
Section
Articles
Hamka, Quraish Shihab, Gadamer

References

A.P. Kau, S. (2014). Hermeneutika Gadamer Dan Relevansinya Dengan Tafsir. Farabi, 11(1), 109–123.

Abduh, A. M. (2019). Biografi dan pemikiran Hamka tentang nasionalisme tahun 1950-1975.

Alfiyah, A. (2017). Metode Penafsiran Buya Hamka Dalam Tafsir Al-Azhar. Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin, 15(1), 25. https://doi.org/10.18592/jiiu.v15i1.1063. DOI: https://doi.org/10.18592/jiiu.v15i1.1063

Alwi HS, M. (2017). Dewasa dalam Bingkai Otoritas Teks ; Sebuah Wacana dalam Mengatasi Perbedaan Penafsiran al-Qur ’ an Pendahuluan Akhir-akhir ini umat Islam di Indonesia sedang digemparkan oleh persoalan. Journal Of Islamic Studies and Humanities, 2(1), 20–21. https://doi.org/10.18326/millati.v2i1.1-19.

Farid, A. M. (2017). Pengangkatan Non-Muslim Sebagai Pemimpin: Studi Pemahaman Kiai Kaliwungu Kabupaten Kendal Terhadap QS Al-Maidah Ayat 51. Skripsi. http://eprints.walisongo.ac.id/7899/.

Hamka. (2007). Tafsir Al-Azhar. Kerhaya Print.

Hasanah, H. (2017). HERMENEUTIK ONTOLOGIS-DIALEKTIS HANS-GEORG GADAMER (Produksi Makna Wayang sebagai Metode Dakwah Sunan Kalijogo). At-Taqaddum, 9(1). DOI: https://doi.org/10.21580/at.v9i1.1785

Hidayati, H. (2018). Metodologi Tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka. El-’Umdah, 1(1), 25–42. https://doi.org/10.20414/el-umdah.v1i1.407. DOI: https://doi.org/10.20414/el-umdah.v1i1.407

Iqbal, M. (2010). Metode Penafsiran al-Qur’an M. Quraish Shihab. Tsaqafah, 6(2), 248. https://doi.org/10.21111/tsaqafah.v6i2.120. DOI: https://doi.org/10.21111/tsaqafah.v6i2.120

Kushidayati, L. (2014). Hermeneutika gadamer dalam kajian hukum. Yudisia, 5(1), 64–82.

Mubarok, Z. F. (2019). PENAFSIRAN AL-QUR ’ AN SURAT AL-MAIDAH AYAT 51 ( Studi Komparasi Penafsiran Buya Hamka dan Sayyid Quthb ) INTERPRETATION OF AL-QUR ’ AN SURAT AL-MAIDAH VERSES 51 ( Comparative Study of the Interpretation of Buya Hamka and Sayyid Quthb ). Al-Karima, 3(2), 79–90.

Nur, A. (2012a). M. Quraish Shihab Dan Rasionalisasi Tafsir. Jurnal Ushuluddin, 1(1).

Nur, A. (2012b). M . Quraish Shihab. Ushuluddin, XVIII(1), 21–33.

Rahmatullah, R. (2017). Menakar Hermeneutika Fusion of Horizons H.G. Gadamer dalam Pengembangan Tafsir Maqasid Alquran. Nun : Jurnal Studi Alquran Dan Tafsir Di Nusantara, 3(2), 149. https://doi.org/10.32495/nun.v3i2.47. DOI: https://doi.org/10.32495/nun.v3i2.47

S, S. (2017). Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an. Nawesea Press.

Shihab, M. Q. (2002a). Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran. Lentera Hati.

Shihab, M. Q. (2002b). Tafsir al-Mishbah. Lentera Hati.

Shihab, Q. (2010). Tafsir Al-Mishbah (3rd ed.). Lentera Hati.

Sri Andayani, D. (2019). Biografi Buya Hamka dalam Novel “Tadarus Cinta Buya Pujangga” Karya Akhmal Nasery Basral [Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan]. In Https://Medium.Com/. https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf.

Wahyudi, M. (2019). Kepemimpinan Non-Muslim: Penafsiran Surat Al-Maidah Ayat 51 dalam Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Mishbah. Progresiva : Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, 7(2), 166. https://doi.org/10.22219/progresiva.v7i2.13980. DOI: https://doi.org/10.22219/progresiva.v7i2.13980

Wartini, A. (2014). Corak Penafsiran M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah. Hunafa: Jurnal Studia Islamika, Vol. 11, N(1), 109–126. DOI: https://doi.org/10.24239/jsi.v11i1.343.109-126