Profile Of Leukocyte Count In Children With Typhoid Fever At The Dr. Tadjuddin Chalid Hospital, Makassar
Main Article Content
Abstract
Demam tifoid termasuk dalam salah satu penyakit endemik di Indonesia yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Terjadinya penularan akibat perilaku hygiene pribadi dan kebersihan lingkungan yang kurang baik. Penegakan diagnosis dapat ditentukan melalui diagnosis klinis, diagnosis serologis. Pemerikasaan penunjang berupa pemeriksaan hematologi berupa hitung darah lengkap dan sering ditemukan penurunan jumlah leukosit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran jumlah leukosit penderita demam tifoid pada anak di RS. dr. Tadjuddin Chalid Kota Makassar pada tahun 2018 berdasarkan jumlah leukosit, usia, jenis kelamin, lama perawatan, dan jenis antibiotik. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 75 pasien demam tifoid pada anak yang berusia 1-18 tahun. Data yang gunakan berupa data sekunder berupa rekam medik. Hasil penelitian dari 75 pasien diketahui jumlah leukopenia sebanyak 21 orang (28%), leukosit normal 41 orang (54,7%), dan leukositosis 13 orang (17,3%). Berdasarkan usia leukopenia banyak terjadi pada usia 7-12 tahun sebanyak 11 orang (34,4%. Berdasarkan jenis kelamin leukopenia banyak terjadi pada laki-laki sebanyak 15 orang (34,1%). Berdasarkan lama perawatan leukopenia banyak terjadi pada lama perawatan <7 hari sebanyak 18 orang (26,5%). Berdasarkan jenis antibiotik leukopenia banyak terjadi pada pengobatan dengan ceftriaxone sebanyak 13 orang (26%). Sebagian besar jumlah leukosit penderita demam tifoid pada anak memiliki jumlah leukosit normal namun masih terdapat leukopenia.
Downloads
Article Details
Copyright (c) 2021 Rivaldy Prayudha Adirachman Fauzie Rizkan Fauzie
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Arifin, Syamsul, dkk. Hubungan Tingkat Demam Dengan Hasil Pemeriksaan Hematologi Pada Penderita Demam Tifoid. Banjarmasin. Penelitian.
Azin, F.R.F.G., Goncalves, R.P., Pitombeira M.H.D., Lima D.M. “Dengue: Profile Of Hematological and Biochemical Dynamic. Rev Bras Hematol Hemoter. Vol. 34 no 1. 2012.
Baratawidjaja, G. K dan Rengganis Iris. Imunologi Dasar I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2012.
Dinkes Kota Makassar. Laporan Demam Tifoid Dinas Kesehatan Kota Makassar. 2019.
Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2014. Makassar, 2015
Mandal, Bibhat K, dkk. Lecture Notes Penyakit Infeksi Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga, 2008.
Rampengan, N.H.. Antibiotik Terapi Demam Tifoid Tanpa Kompliksi pada Anak. Sari Pediatri Local Journal, 14(5). 2013.Setiati, S., Idrus, A., Aru, W.S., Marcellus, S. K., Bambang, S., Ari, F. S. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing, 2014
Sidabutar, S. dan Satari, H.I. Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid pada Anak: Kloramfenikol atau Seftriakson. Sari Pediatri. 2010.
Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit Tropis. ed 1. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010.
Tandi, Joni. Kajian Kerasionalan Penggunaan Obat pada Kasus Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap Anutapura Palu. Jurnal Ilmiah Pharmacon. 2017.
Widoyo. Penyakit Tropis. Semarang: Erlangga, 2008
Wijaya, K dan Sugiyanto, Z. “Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Tifoid Di Puskemas Bugangan Kota Semarang Tahun 2015” Artike Ilmiah. Universitas Dian Nuswantoro. 2015.