TY - JOUR AU - Irfana, Lailiy PY - 2018/08/31 Y2 - 2024/03/29 TI - EPILEPSI POST TRAUMA DENGAN GEJALA PSIKOTIK JF - Medical and Health Science Journal JA - MHSJ VL - 2 IS - 2 SE - Articles DO - 10.33086/mhsj.v2i2.589 UR - https://journal2.unusa.ac.id/index.php/MHSJ/article/view/589 SP - AB - <p><span style="color: #010202;"><span class="fontstyle0"><span style="font-size: small;">Abstrak: Data WHO menunjukkan epilepsi menyerang 1% penduduk dunia. Angka kejadian epilepsi<br>masih tinggi terutama di negara berkembang yaitu mencapai 114 per 100.000 penduduk per tahun.</span></span><span class="fontstyle0" style="font-size: 7pt;">2 </span><span class="fontstyle0"><span style="font-size: small;">Pada<br>kelompok dewasa muda, epilepsi dapat terjadi salah satunya disebabkan oleh trauma kepala.</span></span><span class="fontstyle0" style="font-size: 7pt;">3 </span><span class="fontstyle0"><span style="font-size: small;">Kasus ini<br>melaporkan penderita laki-laki usia 24 tahun dengan keluhan kejang yang disertai dengan gejala psikotik.<br>Didapatkan riwayat pasien kejang pertama kali dua bulan setelah mengalami trauma kepala yaitu pada<br>tahun 2003. Saat itu pasien mengalami cedera otak berat dan dari CT scan kepala didapatkan perdarahan<br>di otak. Dua bulan setelah trauma kepala itu pasien mengalami kejang berulang disertai keluhan yang<br>dominan adalah marah-marah hingga pernah sampai mau membunuh orang. Dari analisis EEG<br>menunjukkan hasil epilepsi lobus frontotemporal. Setelah pasien mendapatkan pengobatan phenytoin<br>dan risperidone, kejang mulai terkontrol. Namun bila tidak minum obat pasien kejang lagi. Hal ini<br>dialami oleh pasien hingga saat kasus ini dilaporkan, yaitu sepuluh tahun post trauma.</span></span></span></p> ER -